Pesona membiru langsing menyabit menyegarkan daun hijau di kaki bukit pasir putih nan permai pemanja kaki mendesah lemas tertiup angin
Bukit hijau terbentang menghadang gili-gili tampak segar di utara pepohonan menari bersama irama ombak matahari terbenam di ufuk tampak indah kemerahan.
Jika titik diibaratkan bagai akhir, maka akan ku ubah menjadi akhir tak berujung, Jika koma diibaratkan sebagai pembatas yan sesaat, maka akan ku hapus batas dari segala koma. Jika bahasa menjadi tajam bagai pedang, maka kalian telah menyaksikan pedang itu telah memotong jalan harapan kalian kaum tak bertanah. TITIK air mata jatuh meresap ke dalam tandusnya pasir. suara jeritan terdengar bagai suara kapal tempur, darah mejadi minuman wajib bagi mereka kaum yang telah lama menjadi budak dan tak bertanah.
TITIK cahaya di malam gelap indah bagai bintang kejora. tak sangka membakar hanguskan seisi kota. bintang jatuh bertubi-tubi bagai rinai air hujan di bumi kemarau panjang.
TITIK pasir tersapu kaki kecil pelempar jitu dari mereka yang bersatu, semangat membatu, terbakar menjadi lahar yang melumerkan debu-debu. terbang melayang semangat tertiup angin di negeri gurun, bebas lepas semangat semakin erat.
TITIK kilauan panasnya peluru dikalahkan kerikil yang dilempar mereka para bocah gurun.bayi kecil tanpa dosa tangan patah tubuh disiksa oleh mereka yang tak bertanah dan bersenjatakan gerobak baja.
TITIK harapan seakan sirna ketika mereka yang tau, melihat, mereka yang hanya mengerutu terdiam tanpa kata,mengkerutkan dahi mengepal jari hanya terdiam tanpa kata, bahkan memalingkan wajah, tan tenggelam dalam air mata tanpa membantu.
TITIK bubuk mesiu masih menempel di bibir bocah yang memegang batu. pita hitam diikatkan sebagai tanda semangat dan berkabung, dalam berjuang mereka berseru ALLAHUAKBAR.... betapa sungguh berlipat lebih kuat dibandingkan mereka kaum tak bertanah.
Kabut hitam menjerat indah angkasa sayap sobek si kupu-kupu mati menangis dalam senyumnya tertawa dalam tangisnya
kulit keriput sebening kaca hati keriput berbalu dusata tutur lembut bujuk rayunya
mendesahkan nafas yang terhempas
hati mati tertikam tawa pasrah lemas tubuh tersakiti senyum penuh arti si dalang boneka senyum perih di hati yang mati
lalat hijau menari indahnya di atas hati yang membir menyakiti demi kenikmatan semata hanya hidup yang ia cari dalam hampa